Islamic Worldview



Secara bahasa, worldview diartikan dengan pandangan dunia. Secara istilah Worldview adalah sebuah pemikiran yang menjawab pertanyaan pokok mengenai kehidupan. Seperti pertanyaan How is religion? What is life?. Maka di sini Islam menjawab dengan pengajarannya yang sudah belasan tahun disampaikan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
            Sebelum kuliah tersebut berlangsung, pemateri melakukan pre-test mengenai pemikiran Islam pada seluruh peserta perkuliahan. Test ini dijawab hanya dengan memilih ya atau tidak, berdasarkan kesadaran akan paham Islam yang dimiliki setiap peserta perkuliahan.
            Hasil test menunjukan bahwa memang perkuliahan pencerdasan pemikiran Islam ini perlu dilakukan. Pasalnya, virus-virus yang cukup berbahaya bagi pemahaman Islam sudah menjalar hingga ke mahasiswa dari berbagai kalangan dengan kesadarannya. Virus tersebut di antaranya; relatifisme, skeptisisme, liberalisme dan sebagainya. Relatifisme adalah paham di mana seseorang selalu menganggap semua agama, perilaku, adab itu tergantung pada apa yang dilakukannya. Tidak berani menjustifikasi bahwa seseorang itu salah atau benar. Padahal dalam konsep pengetahuan, atau diadakannya pengetahuan dengan kita mencarinya tersebut bertujuan untuk mencari keyakinan. Maka setelah kita yakin sesuatu itu benar, kita harus berani menganggap sesuatu yang lain adalah salah. Dalam konsep relatifisme, semua itu tidak ada. Maka dikatakanlah bahwa relatifisme adalah paham yang anti terhadap ilmu pengetahuan.
            Selanjutnya adalah skeptisisme. Skeptisisme adalah paham di mana orang-orang di dalamnya selalu memiliki keraguan terhadap sesuatu. Semakin dia gali dan dia cari mengenai suatu hal. Semakin dia berilmu akan sesuatu tersebut, akan semakin ragu terhadapnya. Selanjutnya adalah liberalisme. Paham ini cenderung paling berbahaya dan banyak memengaruhi tentang pemahaman Islam sendiri. Salah satunya golongan yang telah lama dikenal; Jaringan Islam Liberal. Liberal artinya bebas, maka orang yang menganut pahamnya akan berfikiran secara bebas mengenai pemahaman Islam. Padahal sudah jelas bahwa dalam Islam ada ayat yang boleh ditafsirkan, ada yang tidak, yaitu hanya Allah yang tahu. Di sini menunjukan bahwa orang Islam sendiri tidak boleh sembarang menafsirkan Alquran, karena Alquran saja dibatasi mengenai penafsirannya. Apalagi mengenai paham Islam yang lainnya. Sudah jelas Rasulullah SAW mengajarkan rulers Islam dari puluhan tahun yang lalu, maka tidak boleh kita mengatas namakan Islam tapi dengan pemahaman yang sembarangan. Kemudian selain itu para liberalisme menganggap bahwa Ilmu itu bebas nilai, padahal sebenarnya Ilmu itu tidak bebas nilai sebagaimana manusia pasti mempunyai preferensi nilai tersendiri. Maka sebenarnya pengetahuan itu tidak ada yang free of value.
            Seharusnya semua virus ini sudah diberantas sejak lama dari pemikiran dan pemahaman terutama para mahasiswa yang akan menjadi penerus generasi Islam nantinya. Bagaimana Islam akan dikembalikan pada ke-kaffah-an nya jika doktrin ini sudah menyebar luas mendarah daging pada pemikiran mahasiswanya. Maka dari itu perlulah diluruskan mengenai pemahaman ini, dan umat Islam harus memandang bagaimana kehidupan ini berlangsung sesuai dengan Worldview Islam.
            Bedanya umat Islam dengan Kristen mengenai pemahaman kenabian adalah dari posisi Nabi Muhammad SAW. orang Kristen menganggap Muhammad hanya seorang yang dilahirkan begitu saja. Lebih dari itu umat Islam malah yakin betul bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan terakhir Allah yang membawa ajaran yang diridhoi oleh Allah dan sebagai Nabi dari akhir zaman. Dalam Kristen juga menyebut Tuhan mereka dengan sebutan berbeda dalam setiap negara. Misalnya dalam Bahasa Inggris disebut Joshua, dalam Bahasa Indonesia disebut Yesus, dan sebagainya. Sementara agama Islam konsisten menyebut Tuhan dengan sebutan Allah. Di negara mana pun, suku mana pun, bangsa mana pun, akan tetap sama penyebutannya. Walaupun sebenarnya Allah itu merupakan proper noun yaitu Tuhan dari seluruh agama.
            Inti dari agama adalah bukan hanya mereka yang berbuat baik pada sesama, tapi ada juga hak-hak Allah yang mesti dilakukan demu mencapai tingkat “orang baik” tersebut dan juga menciptakan peradaban yang adil. Dewasa ini banyak sekali orang kafir yang melakukan suntikan dana pada Palestina, seperti pesepak bola Cristiano Ronaldo yang mencapai miliyaran. Namun tetap saja amalnya tidak akan diterima oleh Allah karena dia bukan merupakan keluarga muslimin yang hanya menyembah Allah SWT. Makanya ada ungkapan انا مسلم قبل كل شىء  yaitu aku muslim sebelum segala sesuatu. Implikasinya adlah bahwa kita harus muslim dulu untuk mengerjakan seluruh amalan perbuatan dengan mengatas namakan Islam.
            Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Allah itu Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Dia telah mengatur semua takdir kita dari mulai dilahirkan hingga ajal menjemput nanti. Tak ada yang mengetahui barang seorangpun mengenai ajalnya, rejekinya, jodohnya dan hari kiamat sekalipun Rasulullah SAW. Lalu mengapa Allah tidak menakdirkan semua umat menjadi Islam kemudian menjadi baik agar seluruhnya masuk ke dalam surga? Pertanyaan ini seringkali muncul dari mereka yang belum paham betul akan konsep kekuasaan Allah SWT. Ilmu Allah itu luas, di bandingkan dengan ilmu manusia yang hanya setetes jari, maka ilmu Allah selautan yang luas sisanya. Kata Nabi, beramalah kalian karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada kalian.
            Kita tidak perlu banyak menanyakan mengenai takdir, dzat Allah dan hal-hal yang sebenarnya masuk dalam ranah Keesaan Allah. Dalam Alquran pun ada ayat yang jika kita terus memikirkan bagaimana dzat Allah dengan logika kita yang lemah, maka niscaya akan menjadi gila karena memang ilmu itu hanya Allah yang memilikinya.
            Amal itu sebagai tools untuk mendapat pengetahuan tentang Tuhan. Makanya ketika Allah menyuruh pada umatnya untuk beribadah padanya, orang tersebut akan semakin yakin dengan Tuhannya. Karena semakin dekat dia dengan Tuhan, semakin dia menemukan Tuhan. Seperti orang-orang barat yang banyak menyinggung mengenai intuisi, atau pengetahuan yang berasal dari hati, atau berdasarkan pengalaman yang dia alami. Ini pun sejalan dengan konsep ibadah. Semakin kita banyak beribadan dan semakin dekat kita dengan Allah, semakin kita menemukan Allah SWT dalam hati kita.

Komentar

Postingan Populer