Im with You
"Ng..ng.. lo gak apa apa?" kata Rijal yang tiba tiba sudah ada disamping Celine, bahkan Celine tak mendengar sedikitpun langkah kakinya.
"Ka Rijal?" Rijal adalah kakak kelas Celine yang hanya beda satu tahun dengannya. Tapi, sebelumnya mereka tak pernah terlibat perbincangan yang lebar. Celine segera menghapus air matanya.
"Ka Rijal, aku ke toilet ya" Rijal hanya mengangguk dan masih bingung dengan apa yang barusan ia lihat. Semua siswa memang sudah pulang, namun Celin dan Kenya terbiasa untuk menunggu penjaga sekolah untuk mengunci sekolah sebelum ia pulang. Sementara Kenya masih asyik bermain Tab-nya .
"Keny. pulang yuk" aksen Celine memang masih parau, tapi ia tak mau menunjukannya pada kenya, tapi kenya tahu apa yang terjadi, jadi untuk saat ini ia tak mau membahasnya.
***
"Jadi?"
"Lo tau gimana susahnya gue nahan perasaan gue? gue nunggu Adit setaun, Keny! setaun tuh gak sebentar! gue berusaha buat terus ngeboongin perasaan gue! tapi kalo kayak gini akhirnya gue juga gak tahan!" akhirnya tangis Celine pecah lagi disitu, di kedai ice cream langganannya.
"Ya udah, cel. emang, ceritanya gimana?"
"Gue juga bingung keny, sebenernya dimana letak kesalahannya. Gue dulu sayang sama adit, adit juga sayang sama gue. Tapi sekarang...saat gue pengen lupain adit, Melin manas manasin gue soal jadiannya mereka! gue sebenernya gak peduli keny, tapi kalo gue inget masa lalu gue..gue suka pengen marah sama Melin. kenapa harus dia yang deket sama Adit setelah sebelumnya Putri pacaran sama Adit. Lantas, gue yang cuman deket, emang mereka gak mikirin perasaan gue?"
"Emang.. kenapa sama Melin?"
"Sebelum Adit deket sama Melin, gue udah nganggep Melin sebagai adek gue sendiri. Tapi, setelah kedekatannya sama Adit, gue udah gak mikirin itu semua" Tangis Celine semakin terdengar jelas dan mengundang perhatian seluruh pelanggan.
"Ya ampun cel, emangnya seberapa sayang sih elo sama Adit?"
"Sebenernya, gue gak terlalu ngarepin respon Adit ke gue, yang gue seselin adalah pengkhianatan Melin ke gue"
"Celine, kalo emnag Adit sayang sama lo, dia gak akan mungkin secepat itu terjerumus ke dalam jurang Melin yang seratus kali lebih jelek daripada lo!"
Hening.
Ini kali pertamanya Celine menangis sejadi jadinya. sebelumnya ia tak pernah mengeluh apalagi menangis hanya gara gara Adit. Memang benar, setahun yang lalu Celine dan Adit pernah menjadi buah bibir sekolah sebagai couple terserasi, dan memang kenyataannya setahun yang lalu Celine dan Adit sempat dekat.Tapi keduanya memiliki tingkat gengsi yang luar biasa, dan akhirnya Celine merasa bosan dengan keadaan itu. Tapi, ketika Celine ingin berusaha melupakan Adit sendiri, Melin hadir mengambil kesempatan itu. dan itulah yang menyebabkan Celine sangat kecewa.
"Ya udah yu, kita pulang. Udah mulai gerimis tuh!" Kenya memaksa. Celine hanya mengangguk pasrah.
Handphone Celine berdering."Hallo?"
"Cel.. cel.. hallo?" Terdengar suara wanita di sebrang sana, namun tak begitu jelas, karena hujan turun dengan sangat deras. "Hallo..." Tut..tut..tut..
"Siapa Cel?"
"Gak tau. tapi kayaknya cewe, sayang suaranya gak jelas"
***
Pagi buta, sang biang gosip sudah beraksi.Entah apa yang sedang mereka perbincangkan, yang jelas, seluruh sekolah sedang membicarakannya.
"Yu, ada apaan sih?"
"Itu. kemaren katanya Ka Rijal kekunci seharian disini" Celine semakin bingung apa yang Ayu bicarakan. tapi lagi lagi ia tak mau menguruskan hal yang tak ada hubungan dengannya.
"Cel!" Zee memanggil dari pintu kelas."Lu tuh, ya! kalo ditelfon, nyaut napa? bukan malah hula halo doang"
"Oh, jadi elu yang kemaren nelfon?" jawab Celine"Sori, soalnya, kemaren tuh gue sama si Kenya kejebak di kedai, terus ujan gede lagi. jadi suaranya gak jelas gitu"
"Ia, kemaren gue ditelfon Ka Rijal, katanya kemaren dia liat lo nangis diatas, terus sama dia disusulin, kirain ada apa apa, eh, pas dia turun lo udah ga ada"
"Emangnya, urusan Ka Rijal apa?"
"Ya elaah Cel, ka ijal tuh kemaren kekunci disini semalem, dia gak tau kapan datengnya si penjaga sekolah yang ngungciin sekolah. lagian, kenapa juga lo ninggalin ka ijal?"
"Kekunci? Ih.. kan gue juga gak tau mau apa ka ijal disitu, ya udah gue pergi aja, kirain ka ijal emang sering diem disekolah pas anak anak udah bubar"
"Ka ijal bilang, dia udah beresin perpus, tapi dia denger teriakan orang di atas, makanya disamperin"
"Oh gitu?"
"IA CELINE..." Zee meninggikan suaranya"APAH? JADI SEMALEM LO BERDUAAN AMA KA RIJAL? KALIAN JADIAN? KEREN LU CEL, LU BERUNTUNG DAPETIN KA RIJAL, UDAH CAKEP, BAIK, PINTER, TAJIR...LEBIH DARI SEGALANYA DIBANDING COWOK YANG PERNAH DEKET AMA LO!" Zee sengaja memancing Adit agar tersinggung. Ketika adit lewat dihadapan mereka, ia menghentikan langkahnya didepan wajah Zee.
"Maksud lo? gue?"
"Apaan sih dit? PD banget lo jadi cowo"
"Lo jadian sama ijal?"
"Masalah lo apa, dit?"
"Hello... Aditya permana? terus kalo Celine jadian sama ijal kenapa? Masbuloh, huh?"
Adit melengos tanpa dosa, membuat kesal Celine dan Zee yang melihatnya.
"Apaan sih, cel. yang kayak gituan lo tangisin?"
"Maksud lo? siapa juga yang nangisin dia?"
"Udah lah cel, tatapan mata lo tuh gak kan bisa boongin gue"
Mata Celine mengerling ke arah wajah Adit yang teduh, yang juga sama sama sedang memperhatikannya.
"Lo kira gue secengeng itu? maaf, gue kira lo salah penilaian" Celine berusaha membela dirinya sendiri, lagipula ia tahu bahwa Adit memang sedang nguping pembicaraannya.
Cerita tentang Rijal yang terkurung disekolah semalam pun semakin merebak ke seluruh penjuru sekolah. yang membuat Celine agak risih adalah, ketika namanya disangkut pautkan dengan kejadia itu. padahal, sejatinya ia tak pertah tahu kejadian jelasnya seperti apa. Tapi, Kenya dan Zee memaksa Celine untuk meminta maaf pada Rijal sepulang sekolah, karena disadari atau tidak, kejadian itu adalah karena Celine.
"Cepetan, cel!" Kenya dan Zee terus mendorong Celine agar maju menghadapi Ka Rijal.
"Ng..ng...ng.. Ka ijal, Celine boleh minta waktunya, gak?" Celine masih terdengar kikuk. Lagi lagi Ijal hanya mengangguk, keduanya menuju taman sekolah.
"Duduk, ka"
"Oh, ya"
"Ka ijal, sebenernya, Celine cuman mau minta maaf soal kemaren, Celine juga gak tau kalo ka ijal lagi beresin perpus, makannya Celine sama Kenya pergi gitu aja"
"Oh, itu. no problem, santai aja"
"Syukur deh kalo gitu. lagian Celine suka gak enak aja kalo disangkut pautin sama masalah Ka ijal, Celine takut nanti ada masalah yang engga engga"
Rijal hanya tersenyum simpul "Gak, kok. semuanya pasti beres"
"Ya udah ka, Celine pulang dulu"
" Tunggu" Rijal meraih lengan Celine yang hendak beranjak"Biar gue anter"
"Gak usah ngerepotin, kak" tolak Celine. Tapi Rijal malah beranjak ke motornya dengan menarik lengan Celine, dan menyuruhnya untuk menaiki motornya. Semua orang melihat pemandangan janggal itu, karena memang sebenarnya, mereka tidak akrab.
Motor se-type ninja yang dikemudikan Rijal melewati gerbang sekolah, sementara tangan Celine masih terlihat ragu antara harus berpegangan atau sebaiknya tidak usah, tapi lagi lagi Ka ijal menarik tangan Celine ke perutnya. dan pemandangan itu terlihat oleh Adit dan Melin yang sedang berbincang di gerbang sekolah. Mata Adit tak alfa menatap motor yang melaju itu hingga hilang di pelupuk mata.
"Dit?"
"Em?"
"Terusin dong ceritanya"
"Gue balik yah" Adit pun melengos seperti biasa dengan wajah tanpa dosa. Tapi Melin mengerti mengapa tiba tiba Adit seperti itu.
"Tapi, dit"
"Gue ada urusan" Melin tak berusaha mengejar Adit, ia fikir jika ia tak bisa mendekati Adit, berarti ia harus melabrak Celine. Tapi nyatanya, Celine semakin dekat dengan Rijal dan semakin jauh dengan Adit. entah apa yang dirasakan Rijal, tapi selalu dialah yang memulai pembicaraan dengan Celine.
"Kenya....Zee...."Celine berjalan tergopoh menuju bangku Kenya."Gue seneng bangeeet"
"Kemareeen, gue pulang dianterin Ka ijal!"
"Serius loh?"
"Serius! kapan sih gue boong?"
"Cie.. gebetan baru tuh? akhirnya, cita cita lo terkabul juga, Cel". Celine cuman senyam senyum tengil. Adit yang duduk dibangku paling depan tanpa disengaja mendengarkan pembicaraan mereka. Dan dibalik pintu kelas mereka, Rijal juga meakukan hal yang sama, yaitu mendengarkan obrolan Celine, Kenya dan Zee. sebenarnya, Rijal bermaksud untuk menemui Celine, namun ia mengurungkan niatnya.
***
"Keny, Zee, Gue ditelfon Adit, nih. gak biasanya dia nelfon gue, gimana dong?"
"Angkat aja cel, tapi inget, lo udah gak punya perasaan apa apa sama Adit"
Celine pun terpaksa mengangkat telefonnya."Ya, dit?"
"Cel, lo bisa temuin gue di taman kota, sekarang?"
"Taman kota?" ulang Celine heran
"Ada yang mesti gue omongin ke elo". Sejenak Celine manatap kedua sahabatnya itu "OK". Tak sampai satu menit, handphone Celine berdering kembali, itu Ka ijal.
"Cel, lo bisa temuin gue di taman kota sekarang?"
"Sekarang?"
"Banget. Ada yang mau gue omongin ke elo"
"Tapi jal, gue.."
Tut..tut..tut...Celine semakin bingung dengan semua ini. "Keny, Zee..masa gue harus nemuin dua cowo di satu tempat dan disatu waktu sih?"
"Ya udah lah, cel. mau gimana lagi, lo jelasin aja yang sebenernya terjadi, lo lepasin Adit kalo emang lo sayang sama Ijal". Tanpa fikir panjang, Celine pun berangkat ke taman kota. ia tak mau ditemani siapapun, karena ia yakin ia bisa menyelesaikan semuanya sendiri.
Tapi.. takdir berkata lain, bukan kesalahpahamannya dengan Adit yang akan kandas, tapi cintanya pada Rijal lah yang melayang bersama jiwanya. Kecelakaan mobil itu tak bisa dipungkiri, celine pun meninggal disana.
Rijal dan Adit yang sama sama akan menyatakan perasaannya menemui lokasi kejadian, dan sama sama melihat mayat orang yang mereka cintai dengan bersimbah darah seraya masih memegang handphonenya.
Terakhir, celine menuliskan:
Mungkinkan semua ini akan berakhir bahagia?
Tuhan, jika benar engkau mengizinkan aku bersama Adit, maka aku akan menjadi orang yang paling bahagia didunia.
Tapi, jika benar engkau mengizinkan aku bersama Rijal, maka aku akan menjadi orang yang paling sempurna didunia.
Dan kebahadiaan yang didambakan Celine pun berakhir luka dihati Adit dan Ijal. Celine tak pernah memaksa seseorang untuk mencintainya, tapi ia sangat sungguh sungguh dalam mencintai seseorang.
Komentar
Posting Komentar